Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA) merupakan program bergengsi untuk para orang tua karena memberikan kesempatan luar biasa bagi anak mereka untuk mengembangkan diri. Mudjiasri, salah satu orang tua mahasiswa yang akan menuntut ilmu di Universiti Kebangsaan Malaysia mengapresiasi penggagas IISMA yang mampu membuka jalan untuk menyiapkan generasi bangsa yang unggul dan mampu bersaing dengan negara lain. Ia juga berpesan kepada para awardees dengan latar belakang yang berbeda serta memiliki karakter berbeda, agar selalu kompak dan menyelesaikan segala macam perbedaan pendapat dengan tenang.
Sebanyak 66 Mahasiswa Indonesia yang merupakan rombongan terakhir penerima beasiswa (awardee) Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) bertolak ke empat perguruan tinggi Malaysia. Empt perguruan tinggi tersebut adalah Universiti Malaya, Universiti Teknologi Malaysia, Universiti Sains Malaysia, dan Universiti Kebangsaan Malaysia. Pelepasan mahasiswa tersebut dilakukan secara terpisah dalam dua waktu, yakni pada Jumat (7/10) untuk mahasiswa yang akan belajar di di Universiti Malaya, Universiti Teknologi Malaysia, dan Universiti Sains Malaysia, dan pada Kamis (13/10) bagi mahasiswa yang akan menimba ilmu di Universiti Kebangsaan Malaysia.
Dalam sambutan pelepasan mahasiswa tersebut, Junaidi selaku Wakil Ketua Program Kampus Merdeka menyampaikan bahwa IISMA adalah mimpi besar bagi para mahasiswa untuk belajar di kampus-kampus terbaik luar negeri. Selain itu, IISMA juga menjadi mimpi bagi Indonesia untuk memiliki pemimpin-pemimpin yang berwawasan global dan cinta tanah air. Pada kesempatan yang sama, Kepala Program IISMA, Rachmat Sriwijaya mengemukakan bahwa salah satu tujuan IISMA adalah untuk membangun jejaring dan menyerap praktik baik di negara tujuan untuk dibawa kembali dan diterapkan di Indonesia. Menurutnya, berinteraksi dengan masyarakat global akan sangat berguna bagi mahasiswa yang berkesempatan mendapatkan beasiswa IISMA. Sylvia Yazid sebagai Kepala Kantor Urusan Internasional Universitas Katolik Parahyangan yang mewakili Perguruan Tinggi Dalam Negeri, berpesan kepada para awardees agar tidak lengah. Dikatakan Sylvia, letak Malaysia yang terlihat dekat dan budayanya mirip dengan Indonesia akan membuat lengah dengan mudah. Melalui Student Representative dari masing-masing host university, para awardee menyatakan komitmennya untuk berjuang sebaik mungkin menimba ilmu di universitas tujuan. Mereka juga akan memperluas wawasan sehingga dapat memberikan kontribusi bagi komunitas, lingkungan, dan bangsa.